Daftar Blog Saya

Minggu, 08 Oktober 2017

AKU INGIN SEKOLAH ( Efisode 1 )

AKU INGIN SEKOLAH
Oleh
Abdussalam




KATA PENGANTAR
          Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam meningkatkan sumber daya manusia itu, antara lain di tempuh melalui pendidikan formal dan nonformal. Guna menjawab tantangan tersebut, pemerintah melalui departemen pendidikan dan kebudayaan mencanangkan empat strategi dasar kebijakan yang meliputi pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, serta efektivitas dan efisiensi pendidikan.
          Selain itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Oleh karena itu, upaya peningkatan sumber daya manusia tidak saja dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat. Sebagai wujud dari kepedulian masyarakat terhadap kemajuan pendidikan.
          Sehubungan dengan itulah, sebagai partisipasi penulis berupaya menerbitkan buku cerita yang bertemakan “AKU INGIN SEKOLAH’’. Cerita yang bertemakan aku ingin sekolah ini Berdasarkan pengalaman penulis. Dengan maksud agar pembaca bisa termotivasi dalam dunia pendidikan. dalam cerita ini bagaimana seorang anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi yang lemah bisa bersekolah lagi karena keinginan yang kuat untuk bersekolah.
          Harapan penulis, semoga buku cerita ini bermanfaat
                                                                                                    Penulis;
                                                                                                Abdussalam


 


Cerita ini adalah nyata bila ada persamaan nama, tempat
Maupun peristiwa, itu hanyalah kebetulan belaka dan
Tidak bermaksud menyinggung siapapun




Hai teman-teman…! Perkenalkanlah Namaku Abdussalam dan panggilanku Salam. Sekarang aku duduk di bangku Madrasah  Ibtidaiyah  Kelas Empat di Sekolah MI Azzuhriah NW Kebun Erat Kelayu Utara. Sebelumnya aku adalah  anak  putus Sekolah hanya masalah biaya,  namun  Alhamdulillah, aku masuk sekolah lagi berkat sumbangan Dana BOS.
       ‘’Nah teman teman… maukah kalian mendengarkan cerita tentang diriku..? baiklah, aku akan menceritakan kisahku ini, namun jangan menertawakan aku ya..! terus terang saja, kisahku adalah kisah sedih, namun aku tetap bahagia dan penuh rasa syukur, terlebih-lebih setelah aku bisa melanjutkan sekolah. Rasanya aku menjadi orang yang paling bahagia di dunia yang penuh dengan cobaan ini.
‘’ Teman-teman kisahku ini aku mulai dari keadaan keluargaku, ayahku bernama Musa sedangkan ibuku bernama Raihanun. Ayahku berasal dari Rarang kecamatan Terara dan ibuku dari Rekat lauk kecamatan Selong. Ayahku adalah seorang anak yatim piatu. Waktu muda ayahku nekat pergi ke Selong untuk mencari pekerjaan, dan disanalah Allah mempertemukan ayah dan ibuku, ayahku jatuh cinta pada ibuku dan akhirnya merekapun menikah. Sekarang pekerjaan orangtuaku adalah buruh, kalau bahasa kerennya “pemetik  pohon kelapa”. Dari kampung, ayahku memang sudah berniat mencari pekerjaan sebagai pemetik pohon kelapa’’.
‘’Nah teman teman ketika ibu mengandung diriku, beliau berhenti dari pekerjaannya sebagai buruh, lalu ayahku membeli sebuah kamar untuk tempat tinggal di desa rekat lauk. Jumlah kakakku ada dua dan semuanya sudah besar, akulah anak yang paling kecil, maaf ayahku termasuk orang yang tidak mentaati program keluarga berencana. Kami tinggal berdesak-desakan di kamar pengap, namun kami tetap merasakan adanya kebahagiaan, apalagi kalau sudah bermain dan bercanda dengan kakak-kakakku, aku sangat bahagia.
‘’Teman-teman ketika umurku enam tahun, akupun masuk sekolah. Aku dimasukkan di sekolah MI Azzuhriah NW Kebun Erat. wah’’, bahagia rasanya aku ketika memakai seragam sekolah, apalagi di sekolah aku berkenalan dengan banyak teman-teman. Menjadi anak sekolah memang mengasyikkan setiap pagi berangkat kesekolah membawa buku dan tak ketinggalan lagi nih, ‘’uang jajan’’. Kurasa “masa yang paling indah adalah masa masa di sekolah”.
‘’Sekarang aku duduk di kelas satu, setiap hari kami belajar kecuali hari minggu, selain itu aku belajar di rumah, ibu menyuruhku menggunting huruf-huruf  abjat yang biasa berada di kulit sabun, di buku, di kotak dan lain-lain. Aku kumpulkan semua huruf-huruf yang aku gunting. Dan hasil guntingan itu aku bisa menyusun kata atau kalimat, misalnya Ibu menyuruhku membuat kalimat “ saya suka makan”. Dan giliranku untuk merancang dan menyusun membuat kalimat yang di suruh oleh ibu.
Di sekolah aku mempunyai banyak teman, nah teman-teman…lucunya saat aku pertama masuk sekolah, aku bingung mau masuk di kelas mana ? ternyata aku salah masuk, aku masuk di kelas enam dan aku di tertawain, aku sangat malu sekali, untung ada kakak kelas yang mengantarku ke kelasku, pas aku masuk kelas aku di suruh oleh bapak guru untuk memperkenalkan diri di depan teman-teman, ternyata aku tidak bisa memperkenalakan diri karena aku gugup sekali sampai-sampai aku menangis di depan semua teman-teman dan akhirnya aku pun di suruh duduk.
‘’Waktu itu, aku bercita-cita ingin menjadi polisi dan tentara dan pada saat itu aku masuk di gerakan pramuka untuk melatih berbicara di depan teman-teman, tapi sayang, aku jarang belajar, karena setiap malam akan mulai belajar aku ketiduran. Kata Bapak guru “Belajar itu Pangkal Pandai”, jadi kalau ingin pandai harus rajin belajar. Aku sadar orangtuaku miskin karena bodoh, mereka bodoh karena tidak belajar waktu muda. Ingin sekali rasanya aku mengubah garis nasib keluargaku. Menurut teman-temanku, prestasi sekolahku bagus, aku mendapatkan rangking saat kenaikan kelas. Di situlah aku merasa bahagia karena yang mendapatkan rangking di beri hadiah buku tulis oleh bapak guru.
Ketika aku duduk di kelas tiga, musibah menimpa keluargaku, musibah itu menimpa ayahku, ketika Ayahku memanjat pohon kelapa, ayahku terpelanting jatuh, ayahku sampai pingsan dan langsung di bawa kerumah sakit Selong, Tuhan memang masih menyelamatkan ayahku, sekarang ayahku tidak bisa bekerja seperti biasa. Teman-teman bisa membayangkan betapa sedihnya kami. Ayahku adalah tulang punggung bagi keluarga. Sekarang ayahku berbaring di rumah sakit karna tulang pinggang ayahku patah. Ibukulah yang kemudian menggantikan posisinya. Ibuku membuat serabi kemudian serabi itu di jual didepan rumah, selain itu, ibu, aku dan kakak-kakakku membantu berjualan  kelapa keliling di desa kelayu. Aku tau bapak dan ibuguruku banyak dari Kelayu, mereka tau keseharianku berjualan di desa, aku tidak malu, kelapa yang aku bawa dari rumah aku jual di bapak ibu guru dan orang-orang kelayu.
‘’Lumpuhnya Ayahku berpengaruh pada sekolahku, kalau dulu aku suka belajar, sekarang waktu belajar itu di gunakan untuk membantu ibu menyiapkan dan mengantar barang untuk di jual. Teman-teman pada saat itu tidak ada sepeda motor, kami berjalan dari rumah sampai Kelayu sambil membawa barang dagangan. Aku memiliki kewajiban untuk membantu ibuku membiayai hidup keluargaku.
Tak lama kemudian, ayahku boleh pulang dari rumah sakit, hampir tiga tahun ayahku di rumah sakit. nah ayahku sekarang lumayan sehat kembali. Tapi ayahku tidak jera dengan pekerjaannya memanjat pohon kelapa, karena tanpa pekerjaan itu kami bisa makan dan memenuhi kebutuhan keluarga. Saat itu aku orangnya super sibuk, pulang sekolah aku pergi bantu orang tua bekerja mengumpulkan kelapa. apalagi hari libur, bagiku  tidak ada hari libur, hari- hari itu adalah belajar dan bekerja. Teman-teman harus tau “waktu itu adalah uang”.
Waktu tes kenaikan kelas sudah sangat dekat. Namun, aku tidak bisa membayar uang sekolah. Aku benar-benar menjadi sangat bingung. Mau minta sama orang tua, orang tua juga pada saat itu tidak mempuanyai uang. Setelah aku berfikir, akhirnya kuputuskan untuk keluar sekolah saja.
Pagi itu juga aku berangkat ke sekolah, maksudku untuk melapor kepada Pak Guru dan juga Bapak Kepala Sekolah. ‘’tok tok tok’’ suara pintu kantor.
Salam: assalamualaikum Pak….
Kpla Sekolah: waalaikum salam, ada apa salam..? akupun di persilahkan duduk.
Salam: tanpa basa basi “maaf Pak, Aku minta izin untuk keluar sekolah saja karena aku tidak mampu membayar uang sekolah’’.
Bapak Kepala sekolah dan juga Pak Guru sangat terkejut ketika mendengar kata-kataku. Namun beliau melarangku keluar sekolah. Yang menjadi terkejut justru aku sendiri. Menurut beliau aku akan di bantu dalam hal uang sekolah dan perlengkapannya. Uang sekolah dan biaya perlengkapan lainnya berasal dari dana BOS.
          ‘’Aku seperti tidak percaya mendengar penjelasan beliau. Tiba-tiba air mataku berderai-derai. Aku langsung menyalami Bapak Kepala Sekolah dan mencium tangannya, serta mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga. ‘’terimakasih Pak atas bantuannya’’…’’ia sama-sama’’. Kata beliau, bukan kepada beliau aku berterimakasih. Melainkan kepada Allah SWT.
          Dalam shalat ku aku senantiasa berdoa agar orang yang memberi kami bantuan itu senantiasa di beri rahmat oleh Allah SWT. ‘’Oh, Alangkah indahnya seandainya beribu-ribu kawanku yang tidak mampu sekolah, mendapat bantuan juga untuk bersekolah, ya Allah kuatkanlah iman kami dan berkatilah kami dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kami dapat melanjutkan cita-cita para perintis bangsaku!.
          Untuk hari-hari selanjutnya aku terus masuk sekolah, setelah menerima tunjangan pendidikan dari dana BOS. Hal itu kulakukan karena aku sudah mendapat tunjangan biaya sekolah. Yang penting bagiku adalah belajar dengan tekun dan membantu orang tua. Bantuan dari dana BOS itu tidak akan aku sia-siakan. Akan aku buktikan bahwa diriku juga mampu berpretasi. Semoga di kemudian hari aku juga bisa membantu anak-anak yang tidak mampu bersekolah.
          Teman-teman, sekarang aku sudah kelas enam, sebentar lagi aku akan ujian nasional, aku sangat gemetar sekali menghadapi namanya ujian nasional. Sebelum menghadapi ujian nasional. Bapak ibu guru menambah jam pelajaran, guru kami menyuruh kami Les, setiap sore kami datang kesekolah untuk belajar, biasanya kami belajar menjawab kisi-kisi soal ujian nasional. Nah ketika ujian nasional sudah dekat, kami terkejut setelah mendengar kata-kata dari Bapak kepala Sekolah, “ anak-anak, besok ujian nasioanalnya tidak di adakan di madrasah kita ini, tapi…. Ujian nasionalnya di adakan di sekolah MI NW Kelayu, yaitu kelayu Utara’’…. Setelah mendengar kata-kata Bapak Kepala Sekolah kami hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala, kami hanya berfikir, “kita pasti jalan kaki ke Kelayu’’… Oia ada yang ketinggalan ‘’ besok pas ujian nasionalnya kalian harus berangkat dari rumah pas subuh-subuh terutama anak-anak yang dari Rekat Lauk. Teman-teman bisa membayangkan betapa jauhnya rekat lauk bila jalan kaki ke Kelayu, berangkatnya subuh-subuh lagi. Tapi kami tidak patah semangat, biar bagaimanapun tetap kami jalani.
          Teman-teman, ketika ujian nasionalnya berlangsung besok pagi senin, aku di uji sama Allah, pada malam seninnya, pas pada waktu itu Ibuku sakit keras, ketika tengah malam, rumah kami di bobol sama maling, “tolong….tolong…tolonng….”maling…maling..maling…”. suara terdengar di telingaku. Aku langsung bangun,.  “Astaga kita kecurian ma..”. “saya langsung berteriak “tolong..tolong..tolong….”. ayo kejar maling itu…!. Hampir semua orang di desa mengejar maling itu, dan akupun juga ikut mengejar maling itu. Hah..hah..hah.. nafasku keluar, aku lelah berlari-lari mengejar maling itu. Aku tidak kuasa lagi untuk berlari.
          Setelah terdengar suara azan subuh, akupun kembali kerumah karna aku akan mengikuti ujian nasional, teman-teman bisa membayangkan betapa sedihnya aku, di dalam sholatku aku hanya bisa berdo’a. ‘’ya Allah kuatkanlah iman hambamu ini, semoga sapiku bisa di temukan agar aku bisa lebih tenang dalam mengikuti ujian nasional’’. Pada hari pertama ujian nasional aku berangkat bersama teman-temanku pergi ujian nasional ke kelayu. Dalam perjalanan menuju Kelayu, aku hanya masih kepikiran memikirkan sapiku yang semoga saja bisa di temukan. Darrrr….. temanku mengagetkanku. “Hey Salam..’’. kamu kenapa..? Tanya temanku. “Kamu masih kepikiran ya dengan sapi kamu..?. ha..ha..ha.. mereka menertawakanku. “gak usah dipikirin salam, insyaallah sapi kamu bisa di temukan sama masyarakat disana”. “ya semoga lah ucapanmu benar”. Balas saya. “kalau di fikirin terus nanti ujian kamu pasti gak konsentrasi”. Kata temanku benar, aku tidak sepenuhnya memikirkan sapiku, Agar dalam menjawab soal ujian tidak merasa terganggu dengan pikiranku. Pada saat itu kami menjawab soal-soal ujian dengan baik dan lancar . pada pertengahan menjawab soal ujian, “ya Allah kenapa aku masih saja mengingat yang di rumah”. “ya Allah kuatkan, tabahkan hati hambamu ini ya Allah. Di dalam hatiku berbicara. Sepulang dari sekolah, aku langsung melihat kandang sapi, ternyata aku tidak melihat ada sapi di dalam kandang. “Pak Buk, tidak di temukan sapinya..? Tanya saya. “tidak Nak, sapinya tidak di temukan. Aku hanya terdiam dan berusaha merelakan kepergian sapiku.
          Hari demi hari, malam demi malam berlanjut, tak terasa kami menunggu hasil ujian nasional kami. Kami semua takut jika kami tidak lulus seratus persen. Pada hari perpisahanpun telah tiba,  semua wali murid datang kecuali orang tuaku. Aku sangat sedih sekali, karna kedua orang tuaku tidak hadir dalam acara perpisahan atau penamatanku, karna pada saat itu kedua orang tuaku sakit. Pada saat itu di umumkan oleh Bapak guru hasil ujian kami. “kepada semua wali murid anak-anak kita sudah berhasil dalam melaksanakan ujian, dan hasilnya anak-anak kita lulus seratus persen dan kami umumkan yang mendapat peringkat pertama, kedua dan ketiga’’. Mendengar pengumuman dari bapak guru, aku sangat gemetar sekali dan penasaran siapa yang mendapat peringkat itu. Dan di putuskan sama bapak guru. Allhamdulillah aku dapat peringkat kedua  dari dua puluh siswa-siswi, aku tidak kuasa menahan tangisku, aku merasa terharu sekali.
Sepulang itu aku pulang membawa hadiah buku, bolpoin dan penghapus, dan kuperlihatkan kepada orang tuaku. “Buk Pak ini hadiahku dari bapak guru, aku mendapat peringkat kedua”. Kedua orang tuaku hanya tersenyum-senyum melihatku. Aku sangat bahagia sekali, karena aku telah membuktikan kepada orang tuaku kalau aku itu bisa bersaing dengan teman-temanku dan bisa membahagiakan kedua orang tuaku.







‘’Selalu lakukan yang terbaik apa yang anda tanam sekarang,
itulah yang anda dapatkan nanti”.
 “Setiap kesulitan adalah sumber kreatifitas
selama kita focus mencari dan mengatasinya,
                       Kesempatan dan Sukses akan datang menghapiri kita”. 


bersambung........

Tunggu Efisode selanjutnya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar