Perjalanan selanjutnya yaitu pergi silaturrahim ke
rumah warga, mungkin tidak salah saya memberi tema pada saat ini yaitu “Sang Pahlawan
Keluarga”. Ngomong-ngomong tentang “Pahlawan”, siapa tau siapa pahlawan itu..?
mungkin banyak temen-temen yang tau seorang pahlawan itu The Avengers saja ada
Iron Man, Spiderman, Batman bahkan Captain American, hohooo,, tapi kali ini
yang saya bicarakan adalah seorang Pahlawan keluarga, mungkin kita semua
mempunyai seorang pahlawan keluarga yang membuat kita segede’ ini, emmm cerita
ini adalah catatan lapangan KKN saya yang gaya berceritanya ngaur-ngaur seruu,
mau tau cerita siapa pahlawan keluaraga yang kita wawancarai sekarang ini,,,?
Simak berikut ini.
Sepulang
main bola bersama teman teman remaja desa mekar sari, seperti perjanjian saya
sama saudara Idris saya akan datang kerumah seseorang yang membuat usaha “Telur
Pecok” namanya, semulanya kita berangkat kesananya selesai solat magrib, hanya
saja tertunda karena ada kegiatan BIMBEL yang kami buat selesai sholat magrib,
agar temen-temen bisa ikut juga saya kembali menelpon saudara Idris, “Saudara
kita kesana selesai sholat isya bersama temen-temen KKN juga ya...! “ioa bisa
kak Salam” Jawab Saudara Idris.
Akhirnya
kita kesana selesai sholat isya,,grek..grek..grek..suara sandal teman-teman
saya dan saya juga menuju rumah yang usaha Telur Pecok, karena kami penasaran
kami melanngkahkan kaki dengan semangat, sesampai disana, kami mengucapkan
salam bersama-sama, Assalamualaikum Wr Wb,,kami pun disambut dengan baik oleh
keluarga, kami melihat banyak sekali keluarga yang sedang duduk menikmati kopi
dan pulek yang dibuat, emmm nikmatnya kebersamaan dalam kesederhanaan yang
terlihat di mata saya. Saya dan teman-teman mulai duduk karena sudah di
persilahkan dudduk.
Melihat
seorang ibu yang sedang asyikk memasukkan telur kedalam bungkusan. saya
langsung mendekati soerang ibu itu, ibu ini yang saya maksud sebagai “Sang
Pahlawan Keluarga”, saya duduk di depan ibu dan teman saya, Diana, Yuli dan
Entino duduk berbincang dengan kelurga Idriss. Sebelum saya memulai wawancara
saya melihat disekeliling tempat seorang pahlawan ini ber eksperimen, emmm
sempit sih tapi lumayan tempat untuk ber eksperimen.
Saya
mulai bertanya dari nama, Siapa nama Ibu..? Inak Siti, Inak Siti nama saya,
terus apa nama Usaha ibu ini ? “Telur Pecok” namanya jawab ibu Siti, saya mulai
asyik bertanya tanya seputar telur Pecok. Sejak kapan ibu mulai buat telur
pecok ini..? eee wah lekan laek jawab
ibu Siti menggunakan bahasa sasak yang artinya sudah dari dulu atau lama beliau
membuat usaha telur pecok ini, karena ibu siti menggunakan bahasa sasak saya
juga bertanya menggunakan bahasa sasak. Pire
buek telok dalem sejelo...? tanya saya dengan bahasa sasak yang artinya
berapa yang dihabiskan telur dalam sehari
? eee luek arak sang 50 Tre. Jawab
ibu siti. Dimana ibu memasarkan barang dagangan ini..? jawab ibu siti; di pasar
Bertais disini, owwhhh, jam brapa ibu berangkat...? selesai sholat subuh jawab
ibu siti, beliau bilang hampir jarang kita sholat subuh berjamaah karena usaha
ini karena kita bedagang subuh-subuh sudah berangkat ke pasar. Terus kapan ibu
pulang dari pasar..? ... saya pergi jam subuh terus balik pulang kerumah
jam 6 pagi, sepulang dari pasar, sekitar
jam 7 saya pergi ke Cakra Metro Mirasa untuk mecah telurnya dan pulangnya jam 4
sore, terus magribnya saya mulai masukkan telur kuningnya ke bungkusan lalu di
masak sekitar 1 jam lalu susbuhnya saya jualan begitulah perputaran jam kerja
saya dek. Luar biasa ibu siti menjelaskan saya sedetail detailnya keseharian
ibu siti. Berapa penghasilan ibu dalam sehari..? tidak tentu karena tidak
pernah saya hitung-hitung. Emmmm pantes ibu kelihatan usahanya berjalan sendiri
belum terlihat perubahannya. Saya mulai mencoba memberikan solusinya. Bu coba
ibu catat berapa modal ibu dan mencatat berapa pengeluaran ibu dalam usaha ini,
baru ibu tahu apakah ibu untung atau rugi, endek
te wah ngitung-ngitung yang penting usaha wah mauk mauk sekijik kata ibu memotong pembicaran saya dengan
menggunakan bahasa sasak. Geh buk coba ibu itung-itung berapa keluar dan berapa
masuknya.
Itullah
wawancara singkat saya dengan ibu siti,seorang pahlawan keluarga yang bekerja
untuk kebutuhan keluarganya, emmm jadi siapa yang punya pahlawan keluarga..?
kita pasti mempunyai pahlawan keluarga, namun lebih baik kita yang menjadi
pahlawan bagi orang tua kita. Sebelum kami pulang ke posko kami diberikan makan
pulek, asyeekk, tapi sebenernya kami malu karena kami merasa merepotkan
seseorang tapi disisi lain kita tidak boleh menolak rizki, emmm kamipun
menyantap pulek yang sudah disediakan, setelah selesai makan kamipun pamitan
pulang ke posko dan langsung kami salaman dengan keluarga.
Catatan : Abdussalam