Daftar Blog Saya

Minggu, 02 Juli 2017

SANG PAHLAWAN KELUARGA
















Perjalanan selanjutnya yaitu pergi silaturrahim ke rumah warga, mungkin tidak salah saya memberi tema pada saat ini yaitu “Sang Pahlawan Keluarga”. Ngomong-ngomong tentang “Pahlawan”, siapa tau siapa pahlawan itu..? mungkin banyak temen-temen yang tau seorang pahlawan itu The Avengers saja ada Iron Man, Spiderman, Batman bahkan Captain American, hohooo,, tapi kali ini yang saya bicarakan adalah seorang Pahlawan keluarga, mungkin kita semua mempunyai seorang pahlawan keluarga yang membuat kita segede’ ini, emmm cerita ini adalah catatan lapangan KKN saya yang gaya berceritanya ngaur-ngaur seruu, mau tau cerita siapa pahlawan keluaraga yang kita wawancarai sekarang ini,,,? Simak berikut ini.
            Sepulang main bola bersama teman teman remaja desa mekar sari, seperti perjanjian saya sama saudara Idris saya akan datang kerumah seseorang yang membuat usaha “Telur Pecok” namanya, semulanya kita berangkat kesananya selesai solat magrib, hanya saja tertunda karena ada kegiatan BIMBEL yang kami buat selesai sholat magrib, agar temen-temen bisa ikut juga saya kembali menelpon saudara Idris, “Saudara kita kesana selesai sholat isya bersama temen-temen KKN juga ya...! “ioa bisa kak Salam” Jawab Saudara Idris.
            Akhirnya kita kesana selesai sholat isya,,grek..grek..grek..suara sandal teman-teman saya dan saya juga menuju rumah yang usaha Telur Pecok, karena kami penasaran kami melanngkahkan kaki dengan semangat, sesampai disana, kami mengucapkan salam bersama-sama, Assalamualaikum Wr Wb,,kami pun disambut dengan baik oleh keluarga, kami melihat banyak sekali keluarga yang sedang duduk menikmati kopi dan pulek yang dibuat, emmm nikmatnya kebersamaan dalam kesederhanaan yang terlihat di mata saya. Saya dan teman-teman mulai duduk karena sudah di persilahkan dudduk.
            Melihat seorang ibu yang sedang asyikk memasukkan telur kedalam bungkusan. saya langsung mendekati soerang ibu itu, ibu ini yang saya maksud sebagai “Sang Pahlawan Keluarga”, saya duduk di depan ibu dan teman saya, Diana, Yuli dan Entino duduk berbincang dengan kelurga Idriss. Sebelum saya memulai wawancara saya melihat disekeliling tempat seorang pahlawan ini ber eksperimen, emmm sempit sih tapi lumayan tempat untuk ber eksperimen.
            Saya mulai bertanya dari nama, Siapa nama Ibu..? Inak Siti, Inak Siti nama saya, terus apa nama Usaha ibu ini ? “Telur Pecok” namanya jawab ibu Siti, saya mulai asyik bertanya tanya seputar telur Pecok. Sejak kapan ibu mulai buat telur pecok ini..? eee wah lekan laek jawab ibu Siti menggunakan bahasa sasak yang artinya sudah dari dulu atau lama beliau membuat usaha telur pecok ini, karena ibu siti menggunakan bahasa sasak saya juga bertanya menggunakan bahasa sasak. Pire buek telok dalem sejelo...? tanya saya dengan bahasa sasak yang artinya berapa yang dihabiskan telur dalam sehari  ? eee luek arak sang 50 Tre. Jawab ibu siti. Dimana ibu memasarkan barang dagangan ini..? jawab ibu siti; di pasar Bertais disini, owwhhh, jam brapa ibu berangkat...? selesai sholat subuh jawab ibu siti, beliau bilang hampir jarang kita sholat subuh berjamaah karena usaha ini karena kita bedagang subuh-subuh sudah berangkat ke pasar. Terus kapan ibu pulang dari pasar..? ... saya pergi jam subuh terus balik pulang kerumah jam  6 pagi, sepulang dari pasar, sekitar jam 7 saya pergi ke Cakra Metro Mirasa untuk mecah telurnya dan pulangnya jam 4 sore, terus magribnya saya mulai masukkan telur kuningnya ke bungkusan lalu di masak sekitar 1 jam lalu susbuhnya saya jualan begitulah perputaran jam kerja saya dek. Luar biasa ibu siti menjelaskan saya sedetail detailnya keseharian ibu siti. Berapa penghasilan ibu dalam sehari..? tidak tentu karena tidak pernah saya hitung-hitung. Emmmm pantes ibu kelihatan usahanya berjalan sendiri belum terlihat perubahannya. Saya mulai mencoba memberikan solusinya. Bu coba ibu catat berapa modal ibu dan mencatat berapa pengeluaran ibu dalam usaha ini, baru ibu tahu apakah ibu untung atau rugi, endek te wah ngitung-ngitung yang penting usaha wah mauk mauk sekijik  kata ibu memotong pembicaran saya dengan menggunakan bahasa sasak. Geh buk coba ibu itung-itung berapa keluar dan berapa masuknya.
            Itullah wawancara singkat saya dengan ibu siti,seorang pahlawan keluarga yang bekerja untuk kebutuhan keluarganya, emmm jadi siapa yang punya pahlawan keluarga..? kita pasti mempunyai pahlawan keluarga, namun lebih baik kita yang menjadi pahlawan bagi orang tua kita. Sebelum kami pulang ke posko kami diberikan makan pulek, asyeekk, tapi sebenernya kami malu karena kami merasa merepotkan seseorang tapi disisi lain kita tidak boleh menolak rizki, emmm kamipun menyantap pulek yang sudah disediakan, setelah selesai makan kamipun pamitan pulang ke posko dan langsung kami salaman dengan keluarga.

Catatan : Abdussalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar