Daftar Blog Saya

Minggu, 01 Januari 2017

PENDEKATAN ILMIAH DALAM PENELITIAN AGAMA


RESUME
METODOLOGI STUDI ISLAM

PENDEKATAN ILMIAH DALAM PENELITIAN AGAMA


OLEH
ABDUSSALAM


            INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI PANCOR
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2014/2015



PENDEKATAN ILMIAH DALAM PENELITIAN AGAMA

A.    PENDEKATAN ILMIAH YANG RELEVAN
     Penelitian agama adalah pnelitian tentang agama dalam arti ajaran, bilief ( sistem kepercayaan) atau sebagai fenomena budaya;dan agama dalam arti keberagamaan (Religiousity),perilaku beragama atau sebagai fenomena social.karena itu, diperlukan teori ilmiah yang relavan untuk penelitian agama.
1.      Sosiologi agama;dirimuskan secara luas sebagai suatu studi tentang inter-relasi dari agama dan masyarakat.angapan para sosiolog bahwa dorongan-dorongan, gagasan-gagasan dan kelembagaan agama mempengaruhi, dan sebaliknya juga dipengaruhi,oleh kekuatan-keuatan sosial adalah tepat.
2.      Antropologi sosial agama.antropologi social agama berkaitan dengan soal upacara,kepercayaan,tindakan dan kebiasaan yang tetap dalam masyarakat sebelum mengenal tulisan,yang menunjuk pada apa yang diangap suci dan super natural.antropologi agama memandang agama sebagai fenomena cultural dalam pengungkapannya yang beragam,khususnya tentang kebiasaan,peribadatan dan kepercayaan dalam hubungan-hubungan social.
3.      psikologi agama adalah studi mengenai aspek psikologis dari perilaku beragama baik sebagai individu(aspek individuo-psikologis )maupun secara berkelompok atau anggota-anggota dari suatu kelompok (aspek sosio-psikologis). Aspek psikologis dari perilaku beragama berupa pengalaman religius, seperti berikut:
a)      ketika seseorang berada dalam puncak spiritual seperti mi’rajnya nabi menghadap sang khalik, atau ketika seorang muslim khusyu  dalam sholat tau orang kristiani dalam doa dan nyayian.
b)      Ketika seseorang menerima wahyu/ilham/mendengarkan suara hati, ketika  berkomunikasi dengan sang khalik,yang ilahi dan supranatural.
c)      Ketika suatu kelompok larut dalam suasana emosional dan sekaligus spiritual,seperti kaum syi’ah memperingati tragedi Karballa pada tanggal 10 assyura, atau ketika warga NU menyenlenggarakan istighasah.
d)     Ketika mengalami masa liminalitas yaitu masa yang tidak menentu, kacau, ambigu, menghadapi cobaan/tantangan seperti saat salah satu anggota keluarga/orang yang di cintai meninggal dunia, seorang ibu akan melahirkan,seorang perawan akan menuju pelaminan dan lain sebagainya.
4.    Sejarah agama. Secara ekstrim dapat di katakana bahwa agama dan keberagamaan adalah produk sejarah. Al Qur’an sebagian besar berisi tentang sejarah dan ilmu ilmu keislaman. Sejarah islam merupakan bagian dari ilmu ilmu keislaman yang amat penting di ajarkan di lembaga-lembaga pendidikan islam.

                                      
B.   PENILITIAN AGAMA DENGAN PENDEKATAN TEOLOGIS
1.      Pengertian Teologis
       Istilah Teologi lahir dalam tradisi Kristen. Secara harpiah, teologi berasal dari bahasa Yunani, theos dan logos yang berarti ilmu ketuhanan. Istilah teologi dalam bahasa Yunani tersebut, dalam tradisi islam di kenal dengan ilmu kalam yang berarti perkataan-perkataan manusia tentang Allah(lihat,Abednego,199414).
      Dalam diskursus ilmiah istilah teologi biasanya memiliki arti yang khusus. Teologi, kata pidekso, sebagai upanya seluruh orang yang beriman dalam menangkap, memahami srta memberlakukan kehendak Tuhan melalui konteksnya( Ambednego, 1994: 15).
      Kalau kita membicarakan teologi, sekurang kurangnya di liahat dari tiga segi: teologi actual yaitu berteologi yang nelahirkan keperihatinan iman dalam wujud tingkah laku sehari-hari; teologi intelektual, yaitu teologi yang melahirkan pemikiran keagamaan berjilid-jilid yang hanya di pahami oleh para alim di bidang ini; dan teologi spiritual yang melahirkan perilaku mistik.
2.      Teologi sebagai Metode Studi Agama
     Pendekatan teologi dalam studi agama adalah pendekatan iman untuk merumuskan khendak Tuhan berupa wahyu yang di sampaikan kepada para nabinya agar kehendak tuhan itu dapat di pahami secara dinamis dalam konteks ruang dan waktu.



C.   PENELITIAN AGAMA DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGIS
              Sosiologi agama di rumuskan secara luas sebagai suatu studi tentang interrelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk bentuk interaksi yang menjadi antar mereka.
             Sosiologi agama mempelajari aspek sosial agama. Objek penilitian agama dengan pendekatan sosiologi menurut Keith A. Robert memfokuskan pada
1.      Kelompok kelompok dan lembaga keagamaan ( meliputi pembentukannya,dan pembubarannya).
2.      Perilaku individu dalam kelompok-kelompok tersebut( peruses social yang mempengaruhi status keagamaan dan perilaku ritual).
3.       Konflik antar kelompok(Robert, 1984:3).
Yang di maksud kelompok-kelompok dan lambaga keagamaan adalah peranata-peranata social yang menjadi infrastruktur tegaknya agama dalam masyarakat, yang meliputi oraganisasi keagamaan(sekte, cult, gereja/ormas keagamaan) pemimpin keagamaan(ulama’, kiai, pendeta), pengikut suatu agama(jamaah,, warga), upacara upacara keagamaan(ritus,ibadah,kebaktian,doa), sarana peribaatan ( esjid, gereja, pura), dan proses sosialisasi doktrin-doktrin agama(sekolah, pesantren, gereja).
Kajian tentang perilaku meliputi:
a)      .perilaku individu dalam hubungannya dengan keyakinan yang di anut seperti pengalaman keagamaan. Kelompok, pemimpin.
b)      Perilaku kelompok/jamaah dalam hubungannya dengan system symbol/doktrin keagamaan tertentu, pemimpin.
c)      Strafikasi social.
d)      Perilaku pemimpin/elit agama dalam hubungannya dengan system symbol /doktrin keagamaan.
e)      Perilaku elit agama dalam hubungannya dengan stratifikasi social.
         Adapun konflik antarkelompok keagamaan meliputi konflik intern kelompok umat beragama,konflik antar kelompok umat beragama, hubungan (konflik kerja sama dan kompetisi) masyarakat agama dengan penguasa(agama Negara versus agama sipil).

D.     PENELITIAN AGAMA DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGI
     Antropologi social agama berkaitan dengan  soal-soal upacara,kepercayaan, tindakan dan kebiasaan yang tetap(everyday life) dalam masyarakat sebelum mengenal tulisan, yang menunjuk pada apa yang di anggap suci dan supernatural. Sekarang terdapat kecendrungan antropologi tidak hanya di gunakan untuk meneliti masyarakat primitive, melainkan juga masyarakat yang komplek dan maju, menganalisis simbolisme dalam agama dan mitos, serta mencoba mengembangkan metode baru yang lebjh tepat untuk studi agama dan mitos. Antropologi agama memandang agama sebagai fenomena cultural dalam pengungkapannya yang beragam, khususnya tentang kebiasaan, peribadatan, dan kepercayaan dalam hubungan-hubungan social.
    Yang menjadi focus penilitian dengan pendekatan antropologi agama secara umum adalah mengkaji agama sebagai ungkapan kebutuhan mahluk budaya yang meliputi:
1.      Pola-pola keberagamaan manusia, dari perilaku bentuk bentuk agama primitive yang mengedepankanmagic, mitos,animism,totemisme,paganism pemujaan terhadap roh, dan polyteisme sampai pola keberagamaan masyarakat industry yang mengedepankan rasionalitas dan keyakinan monoteisme.
2.      Agama dan pengungkapannya dalam bentuk mitos,symbol-simbol,ritus,tarian ritual, upacara pengorbanan, semedi,selamatan.
3.      Pengalaman religus,yang meliputi meditasi, do’a, mistisisme, sufisme.
   Penilitian dengan persfektif antropologi pada umumnya menggunakan persfektif mikro atau paradigm humanistic,seperti fenopsikologi, etnometodologi,everyday life, arkeologi. Unit analisanya bias berupa individu,kelompok/organisasi dan masyarakat, benda benda bersejarah,buku,prasasti,cerita cerita rakyat.


E.     PENELITIAN AGAMA DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGIS
    Psikologi agama mempelajari motif=motif,tanggapan-tanggapan’reaksi-reaksidari psike manusia, pengalaman dalam berkomunikasi dengan yang supernatural yang sangat mengasikkan dan sangat di rindukan. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa psikologi agma adalah cabang psikologi yang menyelidiki sebab sebab dan cirri psikologis dari sikap religius atau pengalaman religius dan berbagai fenomena dalam induvidu yang muncul dari atau menyertai  sikap dan pengalaman tersebut.           Penelitian agama dengan menggunakan dengan menggunakan psikologis dapat            menggunakan pendekatan makro-kuantitatif, makro-kualitatif, sebagaimana teori behaviorisme       atau mikro-kualitatif. Fenomena pindah agama dan perilaku beragama, misalnya dapat di dekati dengan persfektif makro maupun mikro. Tetapi penelitian tentang pengalaman beragama dan penghayatan agama misalnya niscaya lebih tepat menggunakan perspektif mikro kualitatif (humanistik).
     Yang menjadi fokus penilitian agama dengan pendekatan  psikologiis dengan sekaligus menjadi objek psikologi agama. Menurut Robert W. Crapapps, psikologi agama sebagai cabang ilmu memusatkan perhatian pada tiga bidang: (1) bentuk-bentuk institusional yang di ambil agama;(2) arti personal yang diberikan orang pada bentuk-bentuk itu; dan (3) hubungan antara factor keagamaan dan seluruhstruktur kepribadian manusia (Crapps:93:19).
F.      PENELITIAN AGAMA DENGAN PENDEKATAN SEJARAH.
      Penelitian agama tidak dapat di pisahkan dari pendekatan sejarah. Agama dengan sejarah bagaikan dua sisi mata uang bahkan keabsahan suatu agama antara lain di tentukan oleh mata rantai sejarah (historical contact)-nya dengan agama agama sebelumnya sampai sekarang.
      Pendekatan sejarah di jadikan metode penelitian agama atau dasar metodenya, bukan materinya. Karakter yang menonjoldari pendekatan sejarah adalah signifikansi waktu dan prinsif-prinsif kesejarahan tentang individualitas dan perkembangan.
      Berikut beberapa fukus penelitian agama dengan pendekatan sejarah.
1.      Penilitian sejarah tentang tokoh berpengaruh dalam suatu agama atau gerakan keagamaan. Penelitian model ini biasa berupa otobiografinya, pemikirannya, tindakan-tindakannya, pergumulan hidupnya. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Greg Fealy yang berjudul:Wahab Chasbullah, Tradisionalisme dan Perkembangan Politik NU.
2.      Pengertian sejarah mengenai naskah atau buku. Penelitian model ini menekankan pada subtansi naskah atau buku untuk di analisis, baik analisis kritis, perbandingan, maupun analisis sekadar eksplorasi.Contoh sebagaimana yang dilakukan oleh Amin Abdullah yang berjudul:AL-Ghazali “dimuka cermin”Immanuel Kant: Kajian Kritis Konsep Etika Dalam Agama.
3.      Penelitian sejarah mengenai suatu konsep sepanjang sejarah. Penelitian model ini bisa berupa salah satu naskah, kitab suci atau perkembangan pemikiran dari waktu ke waktu. Misalnya penelitian tentang perkembangan konsep taqiyah dalam Sunni dan Syi’ah.
4.      Penelitian arsip, yaitu penelitian tentang sejarah, baik individu, kelompok, organisasi, masyarakat maupun bangsa dengan melihat arsip arsip resmi. Penelitian model ini banyak di lakukan oleh Snouk Hurgronye tentang aceh Maupun islam di Indonesia( lihat kumpulan karanganSnouk Hurgronye jilid I-XII yang di terbitkan oleh INIS).
G.    PENELITIAN AGAMA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FILOLOGI
   Penelitian agama dengan menggunakan pendekatan filologi dapat di bagi dalam tiga pendekatan. Perlu di tekankan di sini bahwa ketiga pendekatan dimaksud tidak terpisah secara ekstrem; pendekatan-pendekatan itu bias over lapping, salaing melengkapi, atau bahkan dalam sudut pandang tertentu sama. Ketiga pendekatan tersebut adalah:
1.      Pendekatan Tafsir
Metode tafsir merupakan metode tertua daam pengkajian agama.sesuai dengan namanya, tafsir berarti penjelasan, pemahaman dan perincian atas kitab suci, sehingga isi pesan kitab suci dapat di pahami sebagaimana di khendaki oleh Tuhan.
                           Adapun metode penafsiran yang berkembang dalam tradisi intlektual islam dan cukup populer yaitu:
Tafsir tahlili, adalah metode menafsirkan Al-Qur’an dengan cara menguraikan secara detail kata demi kata, ayat demi ayat dan surat demi surat yang ada dalam Al Qur’an dari awal hingga akhir.
Tafsir ijmali, adalah cara menafsirkan ayat-ayat dalam kitab suci dengan cara menunjukkan kandungan makna kitab suci secara global, dan penjelasannya pun biasanya secara global pula.
Tafsir muqarin, adalah metode menafsirkan kitab suci dengan cara membandingkan ayat Al Qur’an dengan ayat lainnya yang memiliki kemiripan redaksi,baik dalam kasus yang sama maupun berbeda.
Tafsir maudlu’i, di sebut juga dengan tafsir tematik, adalah cara menafsirkan kitab suci dengan cara meng himpun ayat-ayat Al Qur’andari berbagai surat yang berkaitan dengan persoalan atau topic yang di tetapkan sebelumnya (Quraish Shihab, 1992: 87).
2.      Content Analysis
Penelitian dengan metode analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi, yang di sampaikan dalam bentuk lambang yang tardokumentasiatau dapat di dokumentasikan.
3.      Hermeneutika
Hermeneutika merupakan metode bahkan aliran dalam penelitian kualitatif, khususnya dalam memahami makna teks( kitab suci, buku, undang-undang dan lain-lain) sebagai sebuah fenomena s0sial budaya. Fungsi metode Hermeneutika adalah agar tidak terjadi distori pesan atau informasi antara teks, penulis teks, dan pembaca teks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar