RESUME
METODOLOGI STUDI ISLAM
PENDEKATAN ILMIAH DALAM
PENELITIAN AGAMA
OLEH
ABDUSSALAM
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI PANCOR
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
PENDEKATAN ILMIAH DALAM PENELITIAN AGAMA
A. PENDEKATAN
ILMIAH YANG RELEVAN
Penelitian agama adalah pnelitian tentang
agama dalam arti ajaran, bilief ( sistem
kepercayaan) atau sebagai fenomena budaya;dan agama dalam arti keberagamaan (Religiousity),perilaku
beragama atau sebagai fenomena social.karena itu, diperlukan teori ilmiah yang
relavan untuk penelitian agama.
1. Sosiologi
agama;dirimuskan secara luas sebagai suatu studi tentang inter-relasi dari
agama dan masyarakat.angapan para sosiolog bahwa dorongan-dorongan,
gagasan-gagasan dan kelembagaan agama mempengaruhi, dan sebaliknya juga
dipengaruhi,oleh kekuatan-keuatan sosial adalah tepat.
2. Antropologi
sosial agama.antropologi social agama berkaitan dengan soal
upacara,kepercayaan,tindakan dan kebiasaan yang tetap dalam masyarakat sebelum
mengenal tulisan,yang menunjuk pada apa yang diangap suci dan super natural.antropologi
agama memandang agama sebagai fenomena cultural dalam pengungkapannya yang
beragam,khususnya tentang kebiasaan,peribadatan dan kepercayaan dalam
hubungan-hubungan social.
3. psikologi
agama adalah studi mengenai aspek psikologis dari perilaku beragama baik
sebagai individu(aspek individuo-psikologis )maupun secara berkelompok atau
anggota-anggota dari suatu kelompok (aspek sosio-psikologis). Aspek psikologis
dari perilaku beragama berupa pengalaman religius, seperti berikut:
a) ketika
seseorang berada dalam puncak spiritual seperti mi’rajnya nabi menghadap sang
khalik, atau ketika seorang muslim khusyu
dalam sholat tau orang kristiani dalam doa dan nyayian.
b) Ketika
seseorang menerima wahyu/ilham/mendengarkan suara hati, ketika berkomunikasi dengan sang khalik,yang ilahi
dan supranatural.
c) Ketika
suatu kelompok larut dalam suasana emosional dan sekaligus spiritual,seperti
kaum syi’ah memperingati tragedi Karballa pada tanggal 10 assyura, atau ketika
warga NU menyenlenggarakan istighasah.
d) Ketika
mengalami masa liminalitas yaitu masa yang tidak menentu, kacau, ambigu,
menghadapi cobaan/tantangan seperti saat salah satu anggota keluarga/orang yang
di cintai meninggal dunia, seorang ibu akan melahirkan,seorang perawan akan
menuju pelaminan dan lain sebagainya.
4. Sejarah agama. Secara ekstrim dapat di
katakana bahwa agama dan keberagamaan adalah produk sejarah. Al Qur’an sebagian
besar berisi tentang sejarah dan ilmu ilmu keislaman. Sejarah islam merupakan
bagian dari ilmu ilmu keislaman yang amat penting di ajarkan di lembaga-lembaga
pendidikan islam.
B.
PENILITIAN AGAMA DENGAN PENDEKATAN TEOLOGIS
1. Pengertian
Teologis
Istilah Teologi lahir dalam tradisi
Kristen. Secara harpiah, teologi berasal dari bahasa Yunani, theos dan logos
yang berarti ilmu ketuhanan. Istilah teologi dalam bahasa Yunani tersebut,
dalam tradisi islam di kenal dengan ilmu kalam yang berarti perkataan-perkataan
manusia tentang Allah(lihat,Abednego,199414).
Dalam diskursus ilmiah istilah teologi
biasanya memiliki arti yang khusus. Teologi, kata pidekso, sebagai upanya
seluruh orang yang beriman dalam menangkap, memahami srta memberlakukan
kehendak Tuhan melalui konteksnya( Ambednego, 1994: 15).
Kalau kita membicarakan teologi, sekurang
kurangnya di liahat dari tiga segi: teologi actual yaitu berteologi yang
nelahirkan keperihatinan iman dalam wujud tingkah laku sehari-hari; teologi
intelektual, yaitu teologi yang melahirkan pemikiran keagamaan berjilid-jilid
yang hanya di pahami oleh para alim di bidang ini; dan teologi spiritual yang
melahirkan perilaku mistik.
2. Teologi
sebagai Metode Studi Agama
Pendekatan teologi dalam studi agama
adalah pendekatan iman untuk merumuskan khendak Tuhan berupa wahyu yang di
sampaikan kepada para nabinya agar kehendak tuhan itu dapat di pahami secara
dinamis dalam konteks ruang dan waktu.
C. PENELITIAN
AGAMA DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGIS
Sosiologi agama di rumuskan secara luas
sebagai suatu studi tentang interrelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk
bentuk interaksi yang menjadi antar mereka.
Sosiologi agama mempelajari aspek sosial
agama. Objek penilitian agama dengan pendekatan sosiologi menurut Keith A.
Robert memfokuskan pada
1. Kelompok
kelompok dan lembaga keagamaan ( meliputi pembentukannya,dan pembubarannya).
2. Perilaku
individu dalam kelompok-kelompok tersebut( peruses social yang mempengaruhi status
keagamaan dan perilaku ritual).
3. Konflik antar kelompok(Robert, 1984:3).
Yang di maksud kelompok-kelompok
dan lambaga keagamaan adalah peranata-peranata social yang menjadi
infrastruktur tegaknya agama dalam masyarakat, yang meliputi oraganisasi
keagamaan(sekte, cult, gereja/ormas keagamaan) pemimpin keagamaan(ulama’, kiai,
pendeta), pengikut suatu agama(jamaah,, warga), upacara upacara
keagamaan(ritus,ibadah,kebaktian,doa), sarana peribaatan ( esjid, gereja,
pura), dan proses sosialisasi doktrin-doktrin agama(sekolah, pesantren,
gereja).
Kajian tentang perilaku meliputi:
a) .perilaku
individu dalam hubungannya dengan keyakinan yang di anut seperti pengalaman
keagamaan. Kelompok, pemimpin.
b) Perilaku
kelompok/jamaah dalam hubungannya dengan system symbol/doktrin keagamaan
tertentu, pemimpin.
c) Strafikasi
social.
d) Perilaku pemimpin/elit agama dalam hubungannya
dengan system symbol /doktrin keagamaan.
e) Perilaku
elit agama dalam hubungannya dengan stratifikasi social.
Adapun konflik antarkelompok keagamaan
meliputi konflik intern kelompok umat beragama,konflik antar kelompok umat
beragama, hubungan (konflik kerja sama dan kompetisi) masyarakat agama dengan
penguasa(agama Negara versus agama sipil).
D. PENELITIAN AGAMA DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGI
Antropologi social agama berkaitan
dengan soal-soal upacara,kepercayaan,
tindakan dan kebiasaan yang tetap(everyday life) dalam masyarakat sebelum
mengenal tulisan, yang menunjuk pada apa yang di anggap suci dan supernatural.
Sekarang terdapat kecendrungan antropologi tidak hanya di gunakan untuk
meneliti masyarakat primitive, melainkan juga masyarakat yang komplek dan maju,
menganalisis simbolisme dalam agama dan mitos, serta mencoba mengembangkan
metode baru yang lebjh tepat untuk studi agama dan mitos. Antropologi agama
memandang agama sebagai fenomena cultural dalam pengungkapannya yang beragam,
khususnya tentang kebiasaan, peribadatan, dan kepercayaan dalam
hubungan-hubungan social.
Yang menjadi focus penilitian dengan
pendekatan antropologi agama secara umum adalah mengkaji agama sebagai ungkapan
kebutuhan mahluk budaya yang meliputi:
1. Pola-pola
keberagamaan manusia, dari perilaku bentuk bentuk agama primitive yang mengedepankanmagic,
mitos,animism,totemisme,paganism pemujaan terhadap roh, dan polyteisme sampai
pola keberagamaan masyarakat industry yang mengedepankan rasionalitas dan
keyakinan monoteisme.
2. Agama
dan pengungkapannya dalam bentuk mitos,symbol-simbol,ritus,tarian ritual,
upacara pengorbanan, semedi,selamatan.
3. Pengalaman
religus,yang meliputi meditasi, do’a, mistisisme, sufisme.
Penilitian dengan persfektif antropologi
pada umumnya menggunakan persfektif mikro atau paradigm humanistic,seperti
fenopsikologi, etnometodologi,everyday life, arkeologi. Unit analisanya bias
berupa individu,kelompok/organisasi dan masyarakat, benda benda
bersejarah,buku,prasasti,cerita cerita rakyat.
E. PENELITIAN
AGAMA DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGIS
Psikologi agama mempelajari motif=motif,tanggapan-tanggapan’reaksi-reaksidari
psike manusia, pengalaman dalam berkomunikasi dengan yang supernatural yang
sangat mengasikkan dan sangat di rindukan. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa
psikologi agma adalah cabang psikologi yang menyelidiki sebab sebab dan cirri
psikologis dari sikap religius atau pengalaman religius dan berbagai fenomena
dalam induvidu yang muncul dari atau menyertai
sikap dan pengalaman tersebut.
Penelitian agama dengan
menggunakan dengan menggunakan psikologis dapat menggunakan pendekatan
makro-kuantitatif, makro-kualitatif, sebagaimana teori behaviorisme atau mikro-kualitatif. Fenomena pindah
agama dan perilaku beragama, misalnya dapat di dekati dengan persfektif makro
maupun mikro. Tetapi penelitian tentang pengalaman beragama dan penghayatan
agama misalnya niscaya lebih tepat menggunakan perspektif mikro kualitatif
(humanistik).
Yang menjadi fokus penilitian agama dengan
pendekatan psikologiis dengan sekaligus
menjadi objek psikologi agama. Menurut Robert W. Crapapps, psikologi agama
sebagai cabang ilmu memusatkan perhatian pada tiga bidang: (1) bentuk-bentuk
institusional yang di ambil agama;(2) arti personal yang diberikan orang pada
bentuk-bentuk itu; dan (3) hubungan antara factor keagamaan dan seluruhstruktur
kepribadian manusia (Crapps:93:19).
F. PENELITIAN
AGAMA DENGAN PENDEKATAN SEJARAH.
Penelitian agama tidak dapat di pisahkan
dari pendekatan sejarah. Agama dengan sejarah bagaikan dua sisi mata uang
bahkan keabsahan suatu agama antara lain di tentukan oleh mata rantai sejarah
(historical contact)-nya dengan agama agama sebelumnya sampai sekarang.
Pendekatan sejarah di jadikan metode
penelitian agama atau dasar metodenya, bukan materinya. Karakter yang
menonjoldari pendekatan sejarah adalah signifikansi waktu dan prinsif-prinsif
kesejarahan tentang individualitas dan perkembangan.
Berikut beberapa fukus penelitian agama
dengan pendekatan sejarah.
1. Penilitian
sejarah tentang tokoh berpengaruh dalam suatu agama atau gerakan keagamaan.
Penelitian model ini biasa berupa otobiografinya, pemikirannya,
tindakan-tindakannya, pergumulan hidupnya. Misalnya penelitian yang dilakukan
oleh Greg Fealy yang berjudul:Wahab
Chasbullah, Tradisionalisme dan Perkembangan Politik NU.
2. Pengertian
sejarah mengenai naskah atau buku. Penelitian model ini menekankan pada
subtansi naskah atau buku untuk di analisis, baik analisis kritis, perbandingan,
maupun analisis sekadar eksplorasi.Contoh sebagaimana yang dilakukan oleh Amin
Abdullah yang berjudul:AL-Ghazali “dimuka
cermin”Immanuel Kant: Kajian Kritis Konsep Etika Dalam Agama.
3. Penelitian
sejarah mengenai suatu konsep sepanjang sejarah. Penelitian model ini bisa
berupa salah satu naskah, kitab suci atau perkembangan pemikiran dari waktu ke
waktu. Misalnya penelitian tentang perkembangan konsep taqiyah dalam Sunni dan Syi’ah.
4. Penelitian
arsip, yaitu penelitian tentang sejarah, baik individu, kelompok, organisasi,
masyarakat maupun bangsa dengan melihat arsip arsip resmi. Penelitian model ini
banyak di lakukan oleh Snouk Hurgronye tentang aceh Maupun islam di Indonesia(
lihat kumpulan karanganSnouk Hurgronye
jilid I-XII yang di terbitkan oleh INIS).
G. PENELITIAN
AGAMA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FILOLOGI
Penelitian agama dengan menggunakan
pendekatan filologi dapat di bagi dalam tiga pendekatan. Perlu di tekankan di
sini bahwa ketiga pendekatan dimaksud tidak terpisah secara ekstrem;
pendekatan-pendekatan itu bias over
lapping, salaing melengkapi, atau bahkan dalam sudut pandang tertentu sama.
Ketiga pendekatan tersebut adalah:
1. Pendekatan
Tafsir
Metode tafsir
merupakan metode tertua daam pengkajian agama.sesuai dengan namanya, tafsir berarti penjelasan, pemahaman
dan perincian atas kitab suci, sehingga isi pesan kitab suci dapat di pahami
sebagaimana di khendaki oleh Tuhan.
Adapun metode penafsiran yang berkembang dalam
tradisi intlektual islam dan cukup populer yaitu:
Tafsir
tahlili, adalah metode menafsirkan Al-Qur’an
dengan cara menguraikan secara detail kata demi kata, ayat demi ayat dan surat
demi surat yang ada dalam Al Qur’an dari awal hingga akhir.
Tafsir
ijmali, adalah cara menafsirkan ayat-ayat dalam
kitab suci dengan cara menunjukkan kandungan makna kitab suci secara global,
dan penjelasannya pun biasanya secara global pula.
Tafsir
muqarin, adalah metode menafsirkan kitab suci
dengan cara membandingkan ayat Al Qur’an dengan ayat lainnya yang memiliki
kemiripan redaksi,baik dalam kasus yang sama maupun berbeda.
Tafsir
maudlu’i, di sebut juga dengan tafsir tematik,
adalah cara menafsirkan kitab suci dengan cara meng himpun ayat-ayat Al
Qur’andari berbagai surat yang berkaitan dengan persoalan atau topic yang di
tetapkan sebelumnya (Quraish Shihab, 1992: 87).
2. Content
Analysis
Penelitian
dengan metode analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi
komunikasi, yang di sampaikan dalam bentuk lambang yang tardokumentasiatau
dapat di dokumentasikan.
3. Hermeneutika
Hermeneutika
merupakan metode bahkan aliran dalam penelitian kualitatif, khususnya dalam
memahami makna teks( kitab suci, buku, undang-undang dan lain-lain) sebagai
sebuah fenomena s0sial budaya. Fungsi metode Hermeneutika adalah agar tidak
terjadi distori pesan atau informasi antara teks, penulis teks, dan pembaca
teks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar