Daftar Blog Saya

Rabu, 11 Januari 2017

TEORI PRODUKSI ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang  dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi  melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan laba maupun mengoptimalkan  efisiensi produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi  dalam batas-batas tertentu  termasuk pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.
Produksi, distribusi dan konsumsi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan ekonomi yang tak bisa dipisahkan. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun harus di akui bahwa produksi merupakan titik pangkal dari kegiatan tersebut. Tidak akan ada distribusi tanpa produksi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Teori  Produksi  Islam

           Dr. Muhammad Rawwas Qalahji memberikan padandangan kata “produksi: dalam bahasa arab dengan kata al-intaj yang secara harfiayah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu) atau kehidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyadin (pelayanan jasa  yang jelas dengan menurut adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas).
       Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa  yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis, produksi merupakan proses mentranspormasikan input menjadi output.
        Mannan menyatakan bahwa system produksi dalam islam harus dikendalikan oleh kriteria objektif maupun subjektif, kriteria yang objektif akan tercermin dalam bentuk kesejahteraan yang dapat diukur dari segi uang, dan kriteria subjektif dalam bentuk kesejahteraan yang dapat diukur dari segi etika ekonomi yang didasarkan atas perintah-perintah kitab suci AL-Qur’an dan sunah.

B. Produksi Yang Diharamkan Dalam Islam
        Pada asalnya, makanan dan minuman yang diharamkan dalam islam, sangat sedikit, sebagaimana disebutkan didalam AL-Qur’an maupun AL-Hadis. Sehingga sebagian besarnya dapat dikategorikan halal. Namun pada kenyataan saat ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pangan, yang sedikit itu justru menyebar keberbagai produk pangan, obat-obatan dan kosmetika yang dihasikan. Sehingga produk-produk tersebut pun diragukan status kehalalannya, menjadi syubhat, dan sangat patut diduga menjadi haram. Demikian dikemukakan kepada bidang pelatihan. Lembaga pengkajian pangan, obat-obatan dan kosmetika (LPPOM MUI), Dr.Ir. Aji Jumiono, M.SI., dalam pembukuan pelatihan system jaminan halal (SJH) yang diselenggarakan LPPOM MUI di bogor.
         Seperti tulang babi, ia memberikan contoh dapat diolah menjadi zat tulang (calcium), lalu dipergunakan untuk menambah zat tulang yang diolah dari bahan babi itu pun menjadi haram dalam islam. Begitu pula tulang babi dapat diperoses menjadi  gelatin untuk membuat cangkang kapsul obat, dank arena kapsulnya dan obat itu pun menjadi haram pula. Atau tulang babi diolah menjadi zat carbon untuk menyaring atau menjernihkan air atau minyak goreng. Maka air dan minyak goreng itu menjadi terkontaminasi dengan zat yang haram, dan menurut para ulama menjadi haram pula untuk dikonsumsi umat muslim.
         Lebih lanjut lagi, tambahnya pula, zat sistein untuk bread improver (bahan pengembang roti) dalam proses pembuatan roti, banayak yang berasal dari rambut manusia yang diekstrak. Para ulama telah menegaskan bahwa semua bahan yang diolah dari anggota tubuh manusia haram digunakan, apalagi dikonsumsi. Dari  sini produk roti yang dibuat atau dikembangkan dengan sistein yang berasal dari rambut  manusia itu menjadi haram pula dalam islam. Bahan kosmetika untuk anti-aging atau perawatan kulit guna revitalisasi kulit mencegah penuaan atau kulit keriput, banyak yang berasal dari plasenta manusia, yang jelas diharamkan.
    Dari kondisi yang telah dipaparkan itu, dapat diketahui dengan gambling, semua produk pangan, obat-obatan dan kosmetika dan diolah dengan teknologi pangan harus dikaji dan diteliti  terlebih dahulu untuk mengetahui status hukumnya berdasarkan syariat islam; halal ataukah haram? Pengkajian dan penelitian ini dilakukan dalam proses sertifikasi halal. Sedangkan ketentuan hukumnya ditetapkan dangan fatwa oleh para ulama dokondisi patwa MUI.

C. Produktivitas Dalam Islam
         Produktivitas berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Islam sebagai pedoman hidup yang turun dari sang pencipta manusia, sangat menghargai bahkan amat mendorong peroduktivitas.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:
        Dari ibnu ‘umar ra dari nabi saw, ia berkata: “sesungguhnya allah mencintai orang yang beriman yang berkarya (produktif menghasilkan berbagai kebaikan –pen)” H.R . Thabrani dalam Al kabir, juga oleh Al bayhaqi.
      Produktivitas itu tetap harus dipertahankan dalam segala situasi dan kondisi, dengan sebuah penggambaran yang ekstrim, bahkan sekalipun anda tahu besok akan kiamat, tidak boleh membuat kita tidak berkarya dan produktif hari ini. Sebagaimana sabda rasulullah saw yang artinya:
        Adapun besok kiamat, sedang ditangan salah seorang diantara kamu ada tunas pohon kurma, maka tanamlah ia! (H.R Al Bazaar, rijalnya tsiqot).
D. Fungsi Produksi
           Fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk semua kombinasi masukan.
Empat fungsi terpenting dalam produksi dan operasi adalah:
1.      proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs).
2.      jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga peruses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3.      Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasat waktu atau periode tertentu.
4.      Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
E. Alternatif  Tipe Produksi
           Seperti halnya dimana kita bia mengetahui bahwa fungsi produksi mempunyai tiga kemungkinan yaitu: incteasing return, decresing return ataupun negative return. Secara keseluruhan karastristik fungsi produksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Constan Return To Variable Input
untuk produsen yang mempunyai fungsi linier, maka setiap kali penambahan variable input akan berdampak kepada penambahan output sama besarnya. Secara umum formula untuk menerangkan hubungan input dan output yang mempunyai fungsi linier dapat dirumuskan sebagai berikut:
                                                                          Q = a + bX
Dimana Q menunjukkan jumlah output, X mempresentasikan jumlah unit imput yang digunakan dalam periode tertentu yakni a dan b dalah konstanta. Seperti yang digambarkan pada grafik dibawah ini, fungsi produksi dimulai dari titik original sehingga dapa dikatakan bahwa nilai konstanta a adalah nol. Untuk selanjunya fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
                                            Q =bX

      Dari formula diatas maka kita dapat menurunkan fungsi terebut untuk dapat mendapatkan average dan marginal product.
Apabila sebuah produsen menghadapi fungsi constant return to variable input, maka setiap kali ada penambahan satu variabel imput akan meningkatkan jumlah output sebesr b.
2. Descreasing Return To Variable Input
untuk produsen yang mempunyai fungsi simple quadrat, maka setiap kali dilakukan penambahan variable input akan berdampak kepada penurunan jumlah output yang dapat diproduksi.
Bila kita mgengasumsikan fungsi dimana dari titik origin maka formula diatas dapat ditulis sebagai berikut:
                                                  Q = bX – cX2
        Dimana b adalah konstanta dan c mengindikasikan nilai yang negatif, karena nilai bX < cX2, maka setiap kali ada penambahan input (X) maka akan berdampak pada penurunan nilai Q.
    
       Ketiga formula diatas dapat dilihat lebih jelas pada gambar diatas. Dengan mengan memerhatikan karakter formula AP dan MP,  kita dapat melihat bahwa kurva MP berada dibawah kurva AP. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Slope kedua kurva tentu  berbeda, slope untuk kurva AP adalah (-c) sedangkan slope untuk kurva MP adalah (-2c). dengan demikian, apabila kita masukkan variabel input (x), maka setiap kali ada penambahan input marginal product yang berkurang lebih besar disbanding dengan average product yang berkurang.
Penambahan input sebelum production function menembus point of diminishing returns, memiliki nilai tambah yang berkurang walaupun menambah output tetap positif. Namun, ketika input sudah melalui X1, maka atu unit penambahan input akan berdampak pada penurunan jumlah output secara negatif.
3. Increasing Return to variable Input
      Tipe terakhir yang dapat digunakan untuk menerangkan karaktristik fungsi produksi aalah increasing returs to variable input. Karakteristik fungsi yang ketiga ini adalah setiap penambahan input produksi maka akan berdampak pada peningkatan nilai  tambah output yang diproduksi. Misalkan penambahan satu unit input yang pertama memiliki nilai tambah output sebesar 10 menit, sedangkat penambahan satu unit input yang kedua memiliki nilai tambah output sebesar 12 unit. Formula yang dapat digunakan untuk menerangkan kondisi ini adalah sebagai berikut:
                                             Q = a + bX + cX2
         Jika kita mulai dari titik origin dan nilai a dan b adalah positif, maka formula dari fungsi produksi adalah:
                                             Q = bX + cX2
Ketiga formula diatas dapat dilihat lebih jelas pada gambar diatas. Dengan memerhatikan karakter formula AP dan MP, kita dapat melihat bahwa kurva MP berada diatas kurva AP. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Slope kedua kurva tentu berbeda, slope untuk kurva AP adalah (+c) sedang slope untuk kurpa MP adalah (+2c). dengan demikian, apabila kitabmasukkan variabel input (x), maka setiap kali ada penambahan input, marginal product lebih besar bila dibandingkan dengan average product. Sampai batas berapapun dampat dari penambahan input tidak akan meurunkan marginal product maupun total proct.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk mengahasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya. Tujuan dari produksi Islam adalah pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada takaran moderat dan sarana pemenuhan kegiatan sosial ibadah kepada Allah

B.     Kritik dan Saran
Dalam pelaksanaannya, teori produksi konvensional lebih mengacu pada keuntungan materialisme atau duniawi, oleh karena itu diharapkan sebagai umat muslim yang memiliki pedoman yang bukan hanya mengacu pada duniawi tetapi juga ukhrawi, mampu melaksanakan proses produksi yang sesuai tuntunan dan syari`at Islam dalam berbagai aspek kegiatan produksi

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman,2008.ekonomi mikro islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, edisi ke tiga.
Wibowo, Sukarno,2013 Ekonomi mikro islam, Bandung : Pustaka Setia..
Karim, Adiwarma, 2007.Ekonomi mikro islam. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Nicholson, Walter,2000. Mikro Ekonomi Intermediate dan Aplikasinya, edisi kedelapan. Jakarta:PT.Erlangga.
Tasman Auliya.2008.Ekonomi Produksi, Analisa Efisiensi dan Produktivitas. Jakarta:Candra Pratama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar