BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi
adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia
menghuni planet ini. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya
manusia dengan alam. Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan
distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula
sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi
produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat
dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan
penjelasan tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan laba maupun
mengoptimalkan efisiensi produksinya.
Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi
dalam batas-batas tertentu
termasuk pemilikan alat produksi, akan tetapi
hak tersebut tidak mutlak.
Produksi,
distribusi dan konsumsi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan ekonomi yang tak bisa
dipisahkan. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun harus di akui bahwa
produksi merupakan titik pangkal dari kegiatan tersebut. Tidak akan ada
distribusi tanpa produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Teori Produksi Islam
Dr. Muhammad Rawwas Qalahji
memberikan padandangan kata “produksi: dalam bahasa arab dengan kata al-intaj
yang secara harfiayah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau
mengadakan sesuatu) atau kehidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyadin
(pelayanan jasa yang jelas dengan
menurut adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam
waktu yang terbatas).
Produksi adalah kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian
dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis, produksi merupakan proses
mentranspormasikan input menjadi output.
Mannan menyatakan bahwa system produksi
dalam islam harus dikendalikan oleh kriteria objektif maupun subjektif,
kriteria yang objektif akan tercermin dalam bentuk kesejahteraan yang dapat
diukur dari segi uang, dan kriteria subjektif dalam bentuk kesejahteraan yang
dapat diukur dari segi etika ekonomi yang didasarkan atas perintah-perintah
kitab suci AL-Qur’an dan sunah.
B. Produksi Yang Diharamkan
Dalam Islam
Pada asalnya, makanan dan minuman yang
diharamkan dalam islam, sangat sedikit, sebagaimana disebutkan didalam
AL-Qur’an maupun AL-Hadis. Sehingga sebagian besarnya dapat dikategorikan
halal. Namun pada kenyataan saat ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang pangan, yang sedikit itu justru menyebar keberbagai produk
pangan, obat-obatan dan kosmetika yang dihasikan. Sehingga produk-produk
tersebut pun diragukan status kehalalannya, menjadi syubhat, dan sangat patut
diduga menjadi haram. Demikian dikemukakan kepada bidang pelatihan. Lembaga
pengkajian pangan, obat-obatan dan kosmetika (LPPOM MUI), Dr.Ir. Aji Jumiono,
M.SI., dalam pembukuan pelatihan system jaminan halal (SJH) yang
diselenggarakan LPPOM MUI di bogor.
Seperti tulang babi, ia memberikan
contoh dapat diolah menjadi zat tulang (calcium), lalu dipergunakan untuk
menambah zat tulang yang diolah dari bahan babi itu pun menjadi haram dalam
islam. Begitu pula tulang babi dapat diperoses menjadi gelatin untuk membuat cangkang kapsul obat,
dank arena kapsulnya dan obat itu pun menjadi haram pula. Atau tulang babi
diolah menjadi zat carbon untuk menyaring atau menjernihkan air atau minyak
goreng. Maka air dan minyak goreng itu menjadi terkontaminasi dengan zat yang
haram, dan menurut para ulama menjadi haram pula untuk dikonsumsi umat muslim.
Lebih lanjut lagi, tambahnya pula, zat
sistein untuk bread improver (bahan pengembang roti) dalam proses pembuatan
roti, banayak yang berasal dari rambut manusia yang diekstrak. Para ulama telah
menegaskan bahwa semua bahan yang diolah dari anggota tubuh manusia haram
digunakan, apalagi dikonsumsi. Dari sini
produk roti yang dibuat atau dikembangkan dengan sistein yang berasal dari
rambut manusia itu menjadi haram pula
dalam islam. Bahan kosmetika untuk anti-aging atau perawatan kulit guna
revitalisasi kulit mencegah penuaan atau kulit keriput, banyak yang berasal
dari plasenta manusia, yang jelas diharamkan.
Dari kondisi yang telah dipaparkan itu,
dapat diketahui dengan gambling, semua produk pangan, obat-obatan dan kosmetika
dan diolah dengan teknologi pangan harus dikaji dan diteliti terlebih dahulu untuk mengetahui status
hukumnya berdasarkan syariat islam; halal ataukah haram? Pengkajian dan
penelitian ini dilakukan dalam proses sertifikasi halal. Sedangkan ketentuan
hukumnya ditetapkan dangan fatwa oleh para ulama dokondisi patwa MUI.
C.
Produktivitas Dalam Islam
Produktivitas berarti kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu. Islam sebagai pedoman hidup yang turun dari sang pencipta
manusia, sangat menghargai bahkan amat mendorong peroduktivitas.
Rasulullah saw.
Bersabda yang artinya:
Dari ibnu ‘umar ra dari nabi saw, ia
berkata: “sesungguhnya allah mencintai orang yang beriman yang berkarya
(produktif menghasilkan berbagai kebaikan –pen)” H.R . Thabrani dalam Al kabir,
juga oleh Al bayhaqi.
Produktivitas itu tetap harus
dipertahankan dalam segala situasi dan kondisi, dengan sebuah penggambaran yang
ekstrim, bahkan sekalipun anda tahu besok akan kiamat,
tidak boleh membuat kita tidak berkarya dan produktif hari ini. Sebagaimana
sabda rasulullah saw yang artinya:
Adapun besok kiamat, sedang ditangan
salah seorang diantara kamu ada tunas pohon kurma, maka tanamlah ia! (H.R Al
Bazaar, rijalnya tsiqot).
D. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah fungsi yang
menentukan output dari perusahaan untuk semua kombinasi masukan.
Empat fungsi
terpenting dalam produksi dan operasi adalah:
1.
proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang
digunakan untuk pengolahan masukan (inputs).
2.
jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa
pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan
dijalankan, sehingga peruses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
3.
Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan
pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam
suatu dasat waktu atau periode tertentu.
4.
Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan
tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat
dilaksanakan.
E. Alternatif Tipe Produksi
Seperti halnya dimana kita bia
mengetahui bahwa fungsi produksi mempunyai tiga kemungkinan yaitu: incteasing
return, decresing return ataupun negative return. Secara keseluruhan
karastristik fungsi produksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Constan Return To Variable Input
untuk
produsen yang mempunyai fungsi linier, maka setiap kali penambahan variable
input akan berdampak kepada penambahan output sama besarnya. Secara umum
formula untuk menerangkan hubungan input dan output yang mempunyai fungsi
linier dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = a + bX
Dimana Q
menunjukkan jumlah output, X mempresentasikan jumlah unit imput yang digunakan
dalam periode tertentu yakni a dan b dalah konstanta. Seperti yang digambarkan
pada grafik dibawah ini, fungsi produksi dimulai dari titik original sehingga
dapa dikatakan bahwa nilai konstanta a adalah nol. Untuk selanjunya fungsi
produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Q
=bX
Dari formula diatas maka kita dapat
menurunkan fungsi terebut untuk dapat mendapatkan average dan marginal product.
Apabila sebuah
produsen menghadapi fungsi constant return to variable input, maka setiap kali
ada penambahan satu variabel imput akan meningkatkan jumlah output sebesr b.
2. Descreasing
Return To Variable Input
untuk
produsen yang mempunyai fungsi simple quadrat, maka setiap kali dilakukan
penambahan variable input akan berdampak kepada penurunan jumlah output yang
dapat diproduksi.
Bila
kita mgengasumsikan fungsi dimana dari titik origin maka formula diatas dapat
ditulis sebagai berikut:
Q = bX
– cX2
Dimana b adalah
konstanta dan c mengindikasikan nilai yang negatif, karena nilai bX < cX2,
maka setiap kali ada penambahan input (X) maka akan berdampak pada penurunan
nilai Q.
Ketiga formula diatas dapat dilihat
lebih jelas pada gambar diatas. Dengan mengan memerhatikan karakter formula AP
dan MP, kita dapat melihat bahwa kurva
MP berada dibawah kurva AP. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Slope kedua
kurva tentu berbeda, slope untuk kurva
AP adalah (-c) sedangkan slope untuk kurva MP adalah (-2c). dengan demikian,
apabila kita masukkan variabel input (x), maka setiap kali ada penambahan input
marginal product yang berkurang lebih besar disbanding dengan average product
yang berkurang.
Penambahan
input sebelum production function menembus point of diminishing returns,
memiliki nilai tambah yang berkurang walaupun menambah output tetap positif.
Namun, ketika input sudah melalui X1, maka atu unit penambahan input
akan berdampak pada penurunan jumlah output secara negatif.
3. Increasing Return to variable Input
Tipe terakhir yang dapat digunakan untuk
menerangkan karaktristik fungsi produksi aalah increasing returs to variable
input. Karakteristik fungsi yang ketiga ini adalah setiap penambahan input
produksi maka akan berdampak pada peningkatan nilai tambah output yang diproduksi. Misalkan
penambahan satu unit input yang pertama memiliki nilai tambah output sebesar 10
menit, sedangkat penambahan satu unit input yang kedua memiliki nilai tambah
output sebesar 12 unit. Formula yang dapat digunakan untuk menerangkan kondisi
ini adalah sebagai berikut:
Q
= a + bX + cX2
Jika kita mulai dari titik origin dan
nilai a dan b adalah positif, maka formula dari fungsi produksi adalah:
Q = bX + cX2
Ketiga
formula diatas dapat dilihat lebih jelas pada gambar diatas. Dengan
memerhatikan karakter formula AP dan MP, kita dapat melihat bahwa kurva MP
berada diatas kurva AP. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Slope kedua kurva
tentu berbeda, slope untuk kurva AP adalah (+c) sedang slope untuk kurpa MP
adalah (+2c). dengan demikian, apabila kitabmasukkan variabel input (x), maka
setiap kali ada penambahan input, marginal product lebih besar bila
dibandingkan dengan average product. Sampai batas berapapun dampat dari
penambahan input tidak akan meurunkan marginal product maupun total proct.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan produksi merupakan mata
rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan
barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka
kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk mengahasilkan
barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. produksi
juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter
yang melekat pada proses dan hasilnya. Tujuan dari produksi Islam adalah
pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada takaran moderat dan sarana pemenuhan
kegiatan sosial ibadah kepada Allah
B.
Kritik dan Saran
Dalam
pelaksanaannya, teori produksi konvensional lebih mengacu pada keuntungan
materialisme atau duniawi, oleh karena itu diharapkan sebagai umat muslim yang
memiliki pedoman yang bukan hanya mengacu pada duniawi tetapi juga ukhrawi,
mampu melaksanakan proses produksi yang sesuai tuntunan dan syari`at Islam
dalam berbagai aspek kegiatan produksi
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarman,2008.ekonomi mikro islam, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, edisi ke tiga.
Wibowo, Sukarno,2013 Ekonomi
mikro islam, Bandung : Pustaka Setia..
Karim, Adiwarma, 2007.Ekonomi mikro islam. Jakarta : PT Raja
Grafindo.
Nicholson, Walter,2000. Mikro Ekonomi Intermediate dan
Aplikasinya, edisi kedelapan. Jakarta:PT.Erlangga.
Tasman Auliya.2008.Ekonomi Produksi, Analisa Efisiensi dan
Produktivitas. Jakarta:Candra Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar